Kita sering tidak sadar telah menyakiti hati orang lain dengan kata-kata atau perbuatan kita. Tak ada rasa bersalah dalam diri kita karena kita merasa tidak melakukan kesalahan, kita sering menjadikan kekurangan orang lain sebagai bahan lelucon atau tertawaan. Allah pun telah berfirman dalam Al quran,,

لقد خلقنا الا نسان في احسن تقويم ,,Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya ((Q.S AT-Tiin : 4)), tak ada keraguan sedikitpun tentang itu, tapi kenapa kita yang sebagai mahluk sering tidak mengindahkan firman Allah itu. Kita tetap saja menghina kekurangan sesama mahluk yang secara tidak langsung kita juga menghina penciptanya. Derajat manusia di hadapan Allah itu sama, yang membedakan bukan bentuk fisik atau harta yang dimiliki tapi hanya imannya.

Untuk menghargai sesama manusia, kadang kita tidak perlu melakukannya dengan hal yang besar, hal kecil yang tanpa kita sadari pun bisa membuat orang lain merasa kita hargai. Berikut ada sedikit kisah yang bisa kita petik pelajaran, bahwa dengan hal kecil yang dilakukan dengan ikhlas, akan menimbulkan kesan tersendiri bagi yang menerima.
Dikisahkan, di sebuah pesta perpisahan sederhana pengunduran diri seorang direktur. Diadakan sebuah sesi acara penyampaian pesan, kesan, dan kritikan dari anak buah kepada mantan atasannya yang segera memasuki masa pensiun dari perusahaan tersebut.

Karena waktu yang terbatas, kesempatan tersebut dipersilahkan dinyatakan dalam bentuk tulisan. Diantara pujian dan kesan yang diberikan, dipilih dan dibingkai untuk diabadi kan kemudian dibacakan di acara tersebut, yakni sebuah catatan dengan gaya tulisan coretan dari seorang office boy yang telah bekerja cukup lama di perusahaan itu.

Dia menulis semuanya dengan huruf kapital sebagai berikut, “Yang terhormat Pak Direktur. Terima kasih karena Bapak telah mengucapkan kata “tolong”, setiap kali Bapak memberi tugas yang sebenarnya adalah tanggung jawab saya. Terima kasih Pak Direktur karena Bapak telah mengucapkan “maaf”, saat Bapak menegur, mengingatkan dan berusaha memberitahu setiap kesalahan yang telah diperbuat karena Bapak ingin saya merubahnya menjadi kebaikan.

Terima kasih Pak Direktur karena Bapak selalu mengucapkan “terima kasih” kepada saya atas hal-hal kecil yang telah saya kerjakan untuk Bapak.Terima kasih Pak Direktur atas semua penghargaan kepada orang kecil seperti saya sehingga saya bisa tetap bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan kepala tegak, tanpa merasa direndahkan dan dikecilkan. Dan sampai kapan pun bapak adalah Pak Direktur buat saya. Terima kasih sekali lagi. Semoga Tuhan meridhoi jalan dimanapun Pak Direktur berada. Amin.”

Setelah sejenak keheningan menyelimuti ruangan itu, serentak tepuk tangan menggema memenuhi ruangan. Diam-diam Pak Direktur mengusap genangan airmata di sudut mata tuanya, terharu mendengar ungkapan hati seorang office boy yang selama ini dengan setia melayani kebutuhan seluruh isi kantor.

Pak Direktur tidak pernah menyangka sama sekali bahwa sikap dan ucapan yang selama ini dilakukan, yang menurutnya begitu sederhana dan biasa-biasa saja, ternyata mampu memberi arti bagi orang kecil seperti si office boy tersebut.

Terpilihnya tulisan itu untuk diabadikan, karena seluruh isi kantor itu setuju dan sepakat bahwa keteladanan dan kepemimpinan Pak Direktur akan mereka teruskan sebagai budaya di perusahaan itu.

Dari cerita di atas kita bisa ambil kesimpulan, Tiga kata “terimakasih, maaf, dan tolong” adalah kalimat pendek yang sangat sederhana tetapi mempunyai dampak yang positif. Namun mengapa kata-kata itu kadang sangat sulit kita ucapkan? Sebenarnya secara tidak langsung telah menunjukkan keberadaban dan kebesaran jiwa sosok manusia yang mengucapkannya. Apalagi diucapkan oleh seorang pemimpin kepada bawahannya.

Pemimpin bukan sekedar memerintah dan mengawasi, tetapi lebih pada sikap keteladanan lewat cara berpikir, ucapan, dan tindakan yang mampu membimbing, membina, dan mengembangkan yang dipimpinnya sehingga tercipta sinergi dalam mencapai tujuan bersama.

Tentu bagi siapapun kita perlu membiasakan mengucapkan kata-kata pendek seperti terima kasih, maaf, dan tolong dimana pun, kapan pun, dan dengan siapa pun kita berhubungan, terutama dengan orang yang berada di dekat kita. Dengan mampu menghargai orang lain minimal kita telah menghargai diri kita sendiri.

Akhir kata, tak ada hal kecil kalau itu dilakukan secara terus menerus dan dengan rasa ikhlas.

Komentar
  1. gajah_pesing berkata:

    3 kata yang mudah di ucapkan namun susah dilaksanakan, trims.
    Tulisan yang mampu menggetarkan hati.

  2. […] This post was mentioned on Twitter by miftahul ilmi. miftahul ilmi said: will http://tinyurl.com/y5wbqmm (saatnya berbagi dengan sedikit menghargai orang lain),, 🙂 http://plurk.com/p/4lcp4w […]

  3. iccuz berkata:

    maknyus,,
    Tulisan yang sangat Indah,, Yuk diterapkan ! 🙂

Tinggalkan komentar