Sekolah Menengah Kejuruan

Posted: 12 Februari 2010 in opini
Tag:, ,

Sampai belum lama ini ada pendapat di sementara kalangan bahwa pendidikan kejuruan lebih rendah dari pendidikan umum atau akademis. Sering alasannya adalah bahwa hanya melalui pendidikan umum, yaitu SMA, orang dapat masuk pendidikan tinggi.

Pendapat demikian adalah berorientasi status sosial belaka dan sebab itu salah. Sebaliknya pendidikan kejuruan mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan setiap bangsa, khususnya dalam zaman sekarang dan masa depan. Lulusan pendidikan kejuruan dengan kecakapan yang tinggi menjadi kader menengah yang efektif pekerjaannya dalam setiap usaha dan menjamin adanya produktivitas nasional tinggi. Sebab tidak mungkin kader yang lulusan pendidikan tinggi dapat melakukan fungsi pimpinan usaha dan sekaligus juga langsung memimpin proses produksi tanpa bantuan kader menengah yang cakap. Itu sebabnya di banyak negara maju lulusan pendidikan kejuruan yang baik dicari oleh perusahaan dan memperoleh penghasilan yang tidak kalah, bahkan ada yang lebih tinggi, dari lulusan pendidikan tinggi yang baru mulai bekerja dan belum berpengalaman.

Itu sebabnya Indonesia juga sangat memerlukan pendidikan kejuruan yang banyak dan bermutu, menyangkut berbagai cabang profesi. Selain itu lulusan Pendidikan Menengah kejuruan memang tidak langsung masuk ke Pendidikan Tinggi setelah lulus SMK. Akan tetapi setelah menjalankan pekerjaannya seorang lulusan SMK yang berminat melanjutkan ke Pendidikan Tinggi dapat melakukan itu dengan memenuhi syarat yang ditetapkan Pendidikan Tinggi. Sistem pendidikan sekolah harus bersifat terbuka dan memberikan kemungkinan kepada siapa saja memasuki Pendidikan Tinggi, asalkan memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan. Dalam syarat itu faktor pengalaman bekerja tidak dapat diabaikan dan harus pula diperhitungkan sebagai faktor yang meningkatkan kemampuan orang tersebut. Di Jerman seorang yang cukup lama bekerja di pabrik dan menunjukkan prestasi tinggi dalam pekerjaannya, tanpa mempunyai ijazah Abitur (tanda lulus gymnasium) dapat masuk pendidikan tinggi setelah melewati beberapa syarat.

Maka tidak benar untuk menganggap pendidikan kejuruan lebih rendah dari pendidikan akademis. Yang benar adalah bahwa setiap pendidikan mempunyai fungsinya sendiri bagi kehidupan bangsa. Dan jelas bahwa bangsa Indonesia sangat memerlukan pendidikan kejuruan yang luas dan bermutu agar dapat mengembangkan daya saing tinggi dalam era globalisasi.

SMK sekarang merupakan sebutan kumpulan pendidikan bagi aneka ragam kejuruan. Di SMK dapat diadakan pendidikan untuk kejuruan ekonomi (yang dulu di Sekolah Dagang dan SMEA), teknik (dulu Sek. Teknik), rumahtangga (dulu SKP), kepariwisataan dan lainnya. Akan tetapi para pengarah pendidikan tidak memasukkan pendidikan guru dalam SMK, sekalipun dulu ada SGA, SGPD dan lainnya. Mereka berpendapat bahwa pendidikan guru harus masuk pendidikan tinggi dan bukan pendidikan menengah.

SMK mempunyai fungsi penting untuk mendidik dan membentuk kader tingkat menengah bagi berbagai kegiatan produksi bangsa. Maka boleh dikatakan bahwa produktivitas Indonesia sangat tergantung kemampuan SMK membentuk kader itu.

Dalam kenyataan hingga belum lama ini SMK kurang dapat memenuhi tuntutan itu secara memuaskan, kecuali beberapa SMK yang lulusannya dicari dan diburu oleh banyak perusahaan. Pada umumnya SMK dinilai kurang dapat memberikan kecakapan kejuruan yang diperlukan dunia industri. Bahkan ada perusahaan yang memilih merekrut lulusan SMA dan kemudian dilengkapi dengan latihan sendiri dalam perusahaan, ketimbang merekrut lulusan SMK.

Kalau hal ini tidak diperbaiki, maka mayoritas SMK hanya merupakan pemborosan uang dan waktu belaka yang sangat merugikan masyarakat dan anak didik. Sebab itu sudah sangat jauh waktunya untuk membawa SMK melaksanakan fungsinya yang sebenarnya. Hasil didiknya harus menjadi tumpuan produktivitas perusahaan yang dicari oleh banyak perusahaan..

Untuk meningkatkan mutu SMK harus ada syarat bahwa untuk lulus SMK murid itu harus menempuh dan lulus ujian dalam kejuruannya. Ujian ini dilakukan Asosiasi Profesi bersangkutan (sebagai anggota Kamar Dagang dan Industri, KADIN) bersama Pemerintah Pusat. Maka ujian ini dapat disamakan dengan Ujian Nasional bagi murid SMA. Hasil lulus ujian itu memberikan kepada lulusan SMK satu ijazah atau certificate yang dikeluarkan Asosiasi Profesi tersebut. Dengan ijazah itu lulusan SMK dapat diterima perusahaan yang memerlukan keahliannya di mana saja, bahkan di luar Indonesia kalau Asosiasi Profesi itu anggota Asosiasi Profesi Internasional atau ASEAN.

Semua SMK dengan begitu dimotivasi dan didorong untuk mendidik dan membentuk muridnya sesuai dengan syarat-syarat yang diletakkan Asosiasi Profesi. Karena memiliki ijazah Asosiasi Profesi berarti jaminan mendapat pekerjaan yang sesuai dengan kecakapan serta mendapat penghasilan yang memadai. Makin banyak lulusannya memenuhi tuntutan itu, makin tinggi penilaian umum terhadap SMK tersebut. Sekarang sudah ada beberapa SMK dengan kemampuan demikian, seperti SMK jurusan teknik milik kaum Katolik di Solo, SMK yang diselenggarakan PT PAL di Sidoarjo, SMK jurusan pariwisata di Bali. Tetapi mayoritas SMK masih harus berbenah diri untuk mencapai kondisi itu.

Pendidikan SMK yang bertitikberat pada pembentukan kecakapan kejuruan tidak boleh mengabaikan hal-hal yang pada umumnya juga diperlukan seorang untuk bekerja baik. Sebab itu pembentukan karakter seperti telah diuraikan dalam penyelenggaraan SMA, juga berlaku di SMK, yaitu kemampuanb berpikir, berbuat dan berperasaan. Penguasaan bahasa juga penting bagi lulusan SMK, baik bahasa Indonesia, Inggeris dan asing lainnya.

Kegiatan ekstra-kurikuler juga perlu dikembangkan, sebagaimana di SMA. Meskipun mungkin cabang kegiatan tidak seperti SMA. Olahraga penting dalam kegiatan ini, mungkin juga kegiatan bahasa. Namun hal-hal yang bersangkutan dengan profesi harus mendapat perhatian lebih banyak di SMK.

Peningkatan mutu SMK juga banyak tergantung Pemerintah, Pusat maupun Daerah, karena kurang ada perhatian yang memadai terhadap SMK, sebagaimana sudah diuraikan di atas. Keadaan itu menimbulkan suasana seakan-akan SMK adalah pendidikan kelas buntut, karena yang diperhatikan hanya SMA dan SMP. Padahal untuk keperluan masa depan bangsa SMK mempunyai peran yang amat penting. Sebab itu di samping harus peningkatan kualitas juga harus lebih banyak SMK dibuka oleh Pemerintah dan swasta. Ini sangat berpengaruh terhadap produksi nasional dan daya saing Indonesia di dunia internasional. Karena penyelenggaraan SMK memerlukan investasi dan biaya operasi yang tidak sedikit, maka dalam kondisi masyarakat Indonesia sekarang tidak dapat diharapkan pihak Swasta membuka SMK kecuali mereka yang kuat modalnya. Sebab itu Pemerintah, baik Pusat dan Daerah, harus lebih banyak membuka SMK.

Untuk menentukan kelulusan, siswa SMK diharuskan menempuh ujian kompetensi, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa selama belajar di SMK. Dengan diadakannya ujian kompetensi pada siswa SMK, yang juga melibatkan dunia industri sebagai penguji eksternal, diharapkan itu sebagai tes awal terhadap sisa sebelum masuk ke dunia industri. Ujian kompetensi juga bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri dengan cara mendengar masukan dari dunia industri.

Hendaknya pemerintah Indonesia membangun kerjasama yang sinergis dengan dunia industri. Sehingga kurikulum yang diterapkan di SMK itu sama dengan kebutuhan yang ada di dunia industri, sehingga lulusan SMK dapat langsung menjadi tenaga yang produktif dan siap pakai. Pemerintah Indonesia harus fokus pada SMK, bukan hanya gencar membangun dan mendirikan sekolah-sekolah baru, tapi juga merancang kuriklum yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri. SMK sekarang seperti hanya jadi anak tiri dari pemerintah, mereka hanya fokus pada SMA, padahal banyak lilusan SMA yang jadi pengangguran karena tidak dapat melanjutkan ke perguruan tinggi.

Komentar
  1. iccuz berkata:

    s7 sekali saya . .
    sukses selalu kang,,

Tinggalkan komentar